Our website use cookies to improve and personalize your experience and to display advertisements(if any). Our website may also include cookies from third parties. By using the website, you consent to the use of cookies. We have updated our Privacy Policy. Please click on the button to check our Privacy Policy.

Menjadi Food Stylist Yang Gampang-Gampang Susah

Kalau lagi baca buku resep, aku seringkali terprovokasi pengen coba suatu resep karena “ngiler” lihat penampakan fotonya di buku resep tersebut. Kok ya kayaknya enak gituw loh!  Setelah sering lihat-lihat buku resep, akhirnya ada semacam persyaratan tertentu buku resep tersebut jadi dibeli atau tidak, yaitu fotonya harus yang menggugah selera! Kalau fotonya biasa aja, atau ndak bikin aku pengen nyoba bikin kuenya, ya ndak jadi beli bukunya 😀

Selama ini aku ndak pernah mikir siapa sebenarnya yang bikin foto kue-kue atau makanan yang tampil di buku resep itu tampil memesona dan menggugah selera. Kalaupun mau sedikit mikir, paling-paling aku berkesimpulan yaaa pasti fotografernya laaa yang bikin foto-foto cantik nan ciamik itu! Siapa lagi??

Itu pun sebenarnya betul banget! Tapi ternyata ada satu pemeran utama dalam penyajian foto makanan nan cantik menggugah hasrat ingin turun ke dapur itu, yaitu food stylist. Food stylist ini yang menata penampilan makanan yang hendak difoto tersebut sehingga tampil lebih meyakinkan 🙂

Baca Juga:  Ide Dekor Kue Sederhana Dari Yang-Tak-Bisa-Mendekor-Kue

Kata tante Wiki:

The role of the food stylist is to make the food look attractive in the finished photograph. The main difference between how a home cook or chef may present food and what a stylist does is the time and effort a stylist takes to carefully and artfully arrange the food. Also required is the visual know how, and ability to translate the perception of taste, aroma and appeal that one gets from an actual dish, to a two-dimensional photograph.

Baru-baru ini aku belajar menghayati peran food stylist dalam dunia poto-memoto makanan. Waaah, ternyata lumayan susyaah (apa siiy yang gak susah buat seorang newbie? yang penting: pantang menyerah! hehehe).

Serius! hehehe, padahal lagi bingung niy makanan mo diapain lagi yaa?
Serius! hehehe, padahal lagi bingung niy makanan mo diapain lagi yaa?
baru nyadar lagi dipoto pas ngatur penampilan makanannya
baru nyadar lagi dipoto pas ngatur penampilan makanannya

Ternyata motret makanan itu memang ribet. Selama ini kan aku kalo motret hasil bakingku, yaaa potret aja langsung di meja dapur. Yang penting lightingnya cukup dan fokusnya jelas, qiqiqiqiq!

Nah motret makanan yang benar ternyata ndak se-simple itu. Ada properties yang harus dilengkapi dan teknik-teknik tertentu untuk membuat makanan itu tampil istimewa. Teknik-teknik tertentu itu ndak bisa aku jabarin di sini, soale ndak ngerti fotografi juga siy, takut salah menjelaskannya 😀

Baca Juga:  Apa Itu Soft Peak? Ini Arti & Perbedaannya dengan Hard Peak

Setelah bantu-bantu sang fotografer menata makanan yang hendak dipotretnya, tibalah saatnya menata kue-kue jualanku sendiri untuk dipotret juga. Nah ini dua hasil foto klapertart dengan properti berbeda, satu pake alas biru dan satunya pake alas merah. Menurut teman-teman, mana yang paling pas untuk foto klapertartku?
klappertaart cheese goldoven

Klappertaart

Menurutku merah lebih pas, tapi mungkin ada juga yang bilang biru lebih pas. Nah untuk bisa tahu yang mana yang paling pas, tentu ada ilmunya kan? Aku yang ndak punya ilmunya, cuma pakai perasaan aja bilang merah lebih pas. Padahal mungkin biru lebih pas …

Yang pasti hasil potret klapertart oleh fotografer pro yang dibantu oleh food stylist amatiran (ehm!) memang beda dengan hasil potret klapertart newbie in the kitchen yang gak pake mikir motretnya … hehehe 🙂


Discover more from Cakefever.com

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

By Ferona

A Blogger, Lazy Gardener and Baking-Blues Baker ^_^

19 Comments

  • Kursusnya sih aku gak tau … yang pasti buku-nya aku pernah lihat. Kalau Food Photography ada bukunya dan kursusnya …

  • Kalo mo Belajar Jadi Food Stylist apakah ada buku2nya ato harus sekolah/kursus ya?
    Kepengen juga nih buat nampilin produk2 saya.
    Tkx pencerahannya.

  • ijin share kisahnya,,gak saya edit dan disertakan sumber aslinya
    Boleh kan

  • Hihihi … kalo gagal, mungkin ada step yang belum dilakukan … atau mungkin masih ada step yang aku lupa tuliskan 😀 makanya dicoba dan share apa hasilnya … kalo memang ada yang aku belum tulis, ntar aku tambahin di artikelnya supaya resepnya lengkap dan anti gagal 😉

  • ayooooo…. chachi ikutan masak…
    resep di web ini layal dicoba kok…
    kalo gagal salahin yg punya web *lirik2 mba ferona*
    hehehehe…..

    kalo ga pernah dicoba, kan ga tau bisa atau engga..

  • wah yang merah enak tu kayanya ehehe…

    emang si sudut fotonya lebih baik dari yg biru, jadi keliatan lebih menarik..

    tapi, emng lebih serasi yg merah si..

    warnanya lebih pas gitu..

    pengen bisa masak ni..

  • Fotonya yang mana, Bel? Cuma nemu satu yang Cappucino Cookies itu … aku dah komen yaa… tambahin lagi ya Bel.. foto-fotonya …

    Aku motret cuma model kamera Pocket aja … Kalau pas motret jamnya pas sih, lightingnya lumayan oke. Paling ribet kalo motretnya malam-malam, walah lightingnya susah. Selalu suram fotonya …

  • Mbaaa…..
    memang nih, harus tangguh kalo jd seorang newbie.
    pertama harus ditanya dulu nih jenis kameranya apa?
    pocket? DSLR?
    trus pake di edit ga? adobe? corel? dll?
    klo itu kan foto makanan kita sendiri di rumah, jadi bisa variasi dengan dasar, latar, hiasan, dll, dll
    nah coba klo kita foto makanan lain di resto ato kaki lima?
    (namanya juga newbie food fotografer, kadang food stylist kan bukan baker ato chef). jadi gimana hiasnya?

    aku udah masukin beberapa foto hasil buatan ku di group FB nya cake fever, (bisa ga ya? lupa!) klo ada yg mo kritik n saran, bole bgt tuh.. thanx

    note : buat foto klapertaart nya, sebenernya sudut foto n jarak fotonya antara merah n biru tuh beda ya mba, jadi yg merah ngasih liat “isi” kue nya lebih jelas. makanya lebih menarik

  • warna merah ngebuat jadi laperrrrr…. slluurrppp.. sslluurrpp.. kalau warna biru kurang cocok..

  • aciiikkk… ada yang setuju dengan dirikuw juga … berarti mataku gak rabun-rabun amat yaa ^_^

  • Iya mb Fer..aku setujuu, pake alas merah lbh cantik keliatannya :)..

Saran? Pertanyaan? or just say hi? Leave your comment yaah ^_^

Artikel Lainnya