Aneka Manfaat Garam Himalaya dan Bedanya dengan Garam Biasa

Hai, semuanya! Bagi kita yang suka masak atau bereksperimen di dapur, tentunya kita sudah banyak paham dengan berbagai bahan yang ada di dapur. Salah satu bahan dapur yang kita sudah khatam banget adalah garam. Bahan makanan berwarna putih salju ini seolah menjadi bahan serbaguna bagi masakan kita. Entah masakan asin atau manis, tetep aja kita bakalan butuh garam meskipun sedikit!

Tapi, tahukah kamu kalau garam putih di dapur itu punya saingan, yakni Garam Himalaya? Garam Himalaya adalah salah satu jenis garam yang katanya sih, punya banyak manfaat baik buat tubuh kita. Sudah tahukah kamu tentang jenis garam yang satu ini? Apa sih, perbedaan Garam Himalaya dengan garam biasa? Berikut ini Cakefever akan beri ulasannya untuk kamu. Cek penjelasannya di bawah ini, yuk!

Apa Itu Garam Himalaya?

Apa Itu Garam Himalaya? | Pexels
Apa Itu Garam Himalaya? | Pexels

Kamu nanya apa itu Garam Himalaya? Kamu bertanya-tanya Garam Himalaya itu seperti apa? Oke, nih, aku kasih tahu ya! Jadi, Garam Himalaya adalah jenis garam yang berasal dari tempat tambang garam besar di Pegunungan Himalaya, yakni Khewra Salt Mine. Konon katanya, Garam Himalaya ini merupakan jenis garam yang paling murni di dunia, lho. 

Jenis garam yang satu ini mengandung sekitar 98% natrium klorida, dan beberapa jenis zat baik lainnya seperti kalsium, zat besi, sulfur, dan kalium. Kandungan natrium klorida yang sebesar 98% ini bikin kita nggak heran kenapa Garam Himalaya diklaim sebagai salah satu jenis garam yang paling murni di dunia.

Baca Juga:  Keju Paneer, Keju Homemade dari India yang Kaya Manfaat

Banyak orang yang bilang kalau Garam Himalaya adalah jenis garam yang diklaim lebih baik daripada garam dapur biasa. Padahal, sebenarnya nggak ada pengaruh yang begitu signifikan kalau kita mau beralih dari garam dapur biasa, ke Garam Himalaya ini. 

Perbedaan Garam Himalaya dengan Garam Biasa

Perbedaan Garam Himalaya dengan Garam Biasa | Pexels
Perbedaan Garam Himalaya dengan Garam Biasa | Pexels

Kalau ternyata Garam Himalaya itu nggak jauh berbeda dengan garam dapur biasa, lalu sebenarnya apa sih, perbedaan mencolok antara keduanya? Kamu bisa simak beberapa penjelasannya di bawah ini, ya!

1. Warna

Perbedaan Garam Himalaya dengan garam biasa yang pertama adalah pada warnanya. Kalau garam biasa, umumnya dia berwarna putih yang putihnya seputih salju, dengan bentuk kristal garam yang lebih lembut. Sementara kalau Garam Himalaya, dia warnanya lebih ke oranye agak pink, dan bentuk kristal garamnya terlihat lebih kasar dibanding garam dapur biasa. 

Warna oranye agak pink yang ada pada Garam Himalaya adalah berasal dari tingginya kandungan mineral yang dimilikinya. Kandungan mineral tinggi yang dipunyai oleh si Garam Himalaya ini berkaitan dengan cara penambangan garam yang membuatnya terlihat lebih natural. Seperti apa sih, cara penambangan dan cara pembuatan Garam Himalaya ini? Mari kita beralih ke poin nomor 2.

2. Cara Pembuatan

Perbedaan Garam Himalaya dengan garam biasa yang selanjutnya terletak pada cara pembuatannya. Simpelnya, kalau Garam Himalaya itu ditambang, sementara garam biasa itu dibuat dari pengkristalan air laut. Sudah relate sampai di sini?

Baca Juga:  Perbedaan Coklat Bubuk Dutch Process dan Natural Process

Pada dasarnya, Garam Himalaya adalah zat mineral yang mengkristal. Proses penambangan garam yang utuh ini pada akhirnya membuat Garam Himalaya lebih kaya akan mineral, yang juga menyebabkannya memiliki warna pink cerah yang cantik pol. 

Sementara pembuatan garam dapur, dia harus melalui beberapa kali proses pengawetan, dan dicampur dengan zat-zat lain yang bisa membuat rasanya lebih asin.

3. Harga

Perbedaan Garam Himalaya dengan garam biasa yang terakhir adalah harganya. Karena memiliki zat mineral yang tinggi, serta memerlukan proses tambang yang utuh dan nggak gampang, maka wajar jika Garam Himalaya memiliki harga jual yang lebih mahal ketimbang garam dapur biasa. 

Kalau aku sih, pernah beli Garam Himalaya yang seukuran kira-kira 200 gram, harganya sudah Rp18.000an. Sangat beda jauh dengan garam dapur yang kira-kira hanya dijual nggak sampai Rp5.000 dalam kemasan 200 gramnya.

Tapi, meskipun harganya lebih mahal, bukan berarti Garam Himalaya adalah jenis garam sangat baik dan paling baik untuk tubuh kita, lho. Sebab, kalau kita mengonsumsinya dengan jumlah besar, Garam Himalaya bisa membuat tubuh kita kekurangan yodium. Jadi, pakai garam itu tetap harus sing wajar-wajar saja, yo, gaes!

Aneka Manfaat Garam Himalaya

Aneka Manfaat Garam Himalaya | Pexels
Aneka Manfaat Garam Himalaya | Pexels

Mengonsumsi Garam Himalaya tetap mampu mendatangkan manfaat baik buat tubuh kita, asalkan kita juga nggak berlebihan dalam mengonsumsinya. Yuk, ketahui aneka manfaat Garam Himalaya berikut ini!

Baca Juga:  Mengenal 4 Jenis Talas yang Bisa Dimakan dan Diolah

1. Mengontrol Tekanan Darah

Bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit hipertensi, kamu bisa mengonsumsi Garam Himalaya ini. Sebab, Garam Himalaya memiliki kandungan sodium yang lebih sedikit dibandingkan garam dapur biasa. Perlu kamu ketahui bahwa dalam satu sendok teh Garam Himalaya, ada kandungan 2000 mg sodium, sementara garam dapur biasa mengandung lebih banyak, yakni 2300 mg sodium.

2. Menghidrasi Tubuh

Menjaga cairan tubuh tetap stabil adalah sebuah hal penting yang harus kamu lakukan. Nah, mengonsumsi Garam Himalaya adalah salah satu solusinya. Garam Himalaya ini juga bisa membantu kamu untuk menghidrasi badan. Selain itu, mengonsumsi Garam Himalaya mampu meningkatkan pH tubuh, serta meningkatkan energi di dalam tubuh kita.

3. Baik untuk Pencernaan

Garam Himalaya mampu membantu tubuh kita untuk mengaktifkan kelenjar ludah yang melepaskan enzim amilase. Di mana, nantinya ia akan merangsang asam klorida serta enzim yang mencerna protein, yang membantu dalam proses pemecahan makanan. Ternyata, Garam Himalaya adalah jenis garam yang punya banyak manfaat baik, ya!

Nah, itulah tadi beberapa penjelasan tentang apa itu Garam Himalaya, perbedaannya dengan garam biasa, hingga aneka manfaat Garam Himalaya. Garam Himalaya adalah bahan makanan yang punya banyak manfaat baik, asalkan kamu juga nggak mengonsumsinya dalam jumlah besar. Sudahkah kamu memahami dan tertarik untuk mengonsumsinya? Semoga tulisan dari Cakefever kali ini bisa jadi referensi bagus untuk kamu, ya!

Saran? Pertanyaan? or just say hi? Leave your comment yaah ^_^

Artikel Lainnya