Bikin Konsep Kemasan Dan Branding untuk Kue Jualanmu

Kalau kamu suka baking dan sering dengar temanmu bilang, “Kuenya enak banget, harusnya dijual deh!”, nah… ini bisa kita anggap pertanda ini mungkin saatnya kamu seriusin hobi itu jadi cuan. ?

Jualan kue dari rumah bukan hal yang mustahil. Banyak banget baker rumahan yang mulai dari oven mungil di dapur, tapi sekarang udah punya orderan bejibun sampai harus pre-order berminggu-minggu.

Emm tapi kamu ragu-ragu karena kue andalanmu itu kok ya mirip-mirip dengan kue-kue lain yang juga banyak dijual oleh bakers rumahan. Kamu jangan patah semangat dulu, karena walau jenis kuenya sama, misalnya Banana Bread atau Brownies, kamu bisa bikin kuemu tampil beda dengan dua hal penting banget yaitu Kemasan dan Branding. Nah dua hal ini nih yang sering diremehkan padahal bisa bikin usaha kue rumahanmu naik kelas.

Karena aku kan bukan pakar marketing atau branding, maka aku akan coba critain dari sudut pandangku sebagai mantan penjual kue sekaligus customer yang suka beli kue online dari berbagai bakers rumahan yaa …

Tips Bikin Kemasan dan Branding Kue: Biar Laris dan Punya Ciri Khas!

1. Tentukan Dulu “Siapa” Kuemu

Sebelum ngomongin soal kotak dan logo, kamu harus tahu dulu karakter dari kue yang mau kamu jual. Apakah kamu mau jualan kue homemade yang vibe-nya rumahan, hangat, dan personal? Atau mau kesan premium, elegan, cocok buat hampers dan acara formal?
Dengan paham karakter kue-mu sendiri, maka kamu bisa tentukan hal seperti ini :
Kalau kamu jual banana bread rumahan, nuansa yang cocok itu yang homey dan hangat. Gunakan warna coklat, krem, atau hijau daun pada kemasan.
Tapi kalau kamu jual macaron cantik warna-warni, branding-nya harus lebih chic dan modern, dengan kemasan pastel atau putih minimalis.
Branding bukan cuma soal logo, tapi soal vibe atau kesan apa yang ingin kamu kirim ke calon pembeli. Orang harus bisa merasakan kepribadian kuemu bahkan sebelum mereka mencicipinya.

Baca Juga:  5 Ide Kemasan Kue Kering Kekinian Untuk Menarik Konsumen

2. Pilih Kemasan yang Bikin “Wah” Tapi Tetap Aman

Percayalah, di dunia jualan online, kemasan itu adalah kesan pertama.
Konsumen belum tentu tahu rasa kuemu seperti apa, tapi mereka bisa menilai dari tampilan kemasannya.
Jadi, ada dua prinsip penting:
Fungsionalitas dulu, baru estetika.
Tapi jangan sampai kemasanmu cuma “aman tapi membosankan”.
Contoh: kalau kamu jual brownies, pastikan wadahnya kokoh dan tidak membuat brownies berantakan selama pengiriman. Gunakan cake box tebal dengan sekat atau loyang aluminium yang dilapisi plastik wrap rapi.
Setelah aman, baru tambahkan sentuhan visual seperti stiker logo, pita, atau label kecil dengan ucapan manis seperti “freshly baked with love”.
Kalau mau hemat, kamu bisa mulai dengan kemasan polos tapi tempel stiker custom buatan sendiri. Sekarang tuh udah banyak kok percetakan online yang bisa cetak stiker dalam jumlah kecil. Bahkan kalau kamu jago desain, bisa bikin sendiri di Canva—tinggal pilih template, ganti warna dan tulisan, beres!

3. Branding: Bukan Cuma Logo, Tapi Cerita

Nah, ini bagian seru tapi sering dilupakan. Branding itu bukan sekadar logo lucu atau nama catchy. Branding adalah cerita di balik kuemu.
Coba pikirkan:
Apa yang membuat kuemu beda dari yang lain?
Mungkin kamu pakai resep turun-temurun dari nenek, atau kamu memang ingin menghadirkan kue yang low sugar buat orang-orang yang ingin hidup lebih sehat.
Ceritakan itu di media sosialmu, di label kemasan, atau di bio akun jualanmu. Orang suka membeli sesuatu yang punya makna, bukan cuma karena rasa.
Contohnya, kamu bisa tulis di label:
“Banana bread ini dibuat dari resep keluarga sejak 1989. Setiap potongnya membawa kenangan sore hangat di rumah nenek.”
See? Seketika kuemu bukan cuma kue, tapi pengalaman emosional.

Baca Juga:  Tips Memilih Kemasan Kue Untuk Jualan

4. Bangun Identitas Visual yang Konsisten

Begitu kamu sudah tahu vibe dan ceritanya, sekarang tinggal satukan semua elemen visualnya.
Warna, font, logo, dan tone tulisan—semuanya harus senada. Misalnya, kalau kamu mau tampil natural dan rustic, hindari warna neon mencolok atau font futuristik.
Gunakan tone warna lembut, font tulisan tangan, dan desain yang simpel tapi hangat.
Konsistensi visual ini penting banget di dunia online. Saat orang lihat postingan kamu di Instagram, mereka langsung tahu,
“Oh, ini pasti kuenya si [nama brand kamu]!”
Kamu bisa mulai dari hal sederhana:
1. Pilih palet warna (3 warna utama aja cukup).
2. Gunakan template foto produk yang seragam (misalnya selalu pakai alas kayu atau background putih).
3. Buat logo sederhana (nggak harus ribet, yang penting terbaca dan punya karakter).
Kalau kamu belum siap bayar desainer, Canva udah lebih dari cukup buat bikin tampilan profesional asal kamu konsisten.

5. Foto Produk = Kunci Jualan Online

Jualan online itu serba visual, jadi foto produk harus nggak main-main.
Kamu nggak perlu kamera mahal, cukup cahaya alami dari jendela dan sedikit usaha styling.
Gunakan alas foto yang netral (putih, kayu, atau kain polos), dan pastikan kue tampil fresh— jangan difoto setelah didiamkan dua jam sampai topping-nya meleleh yaa …
Tambahkan sedikit sentuhan suasana: misalnya, secangkir kopi di samping 1 slice cake, atau tangan yang sedang memotong kue. Ini bikin calon pembeli bisa “merasakan” sensasi menikmati kuemu.

Baca Juga:  Bagaimana Mengatasi Kenaikan Harga Bahan Kue Agar Bisnis Kuemu Tetap Cuan?

6. Mulai Promosi Pelan Tapi Pasti

Setelah branding dan kemasanmu siap, saatnya buka toko!
Mulai dari circle terdekat—teman, tetangga, rekan kerja. Mintalah mereka review jujur dan posting di media sosial.
Pelan-pelan, kamu bisa buat akun Instagram khusus jualan, lengkap dengan foto, caption lucu, dan testimoni pelanggan.
Jangan lupa tambahkan hashtag seperti #kuerumahan #homemadecake #kuemanisjakarta (sesuaikan kotamu).
Kalau rajin posting, followers dan pesanan biasanya akan tumbuh dengan sendirinya.

7. Konsistensi Lebih Penting dari Kesempurnaan

Awal jualan pasti banyak trial dan error. Kadang kemasan datang telat, logo nggak pas, atau warna stiker beda dari preview.
Nggak apa-apa. Yang penting kamu terus perbaiki dan konsisten menjaga kualitas rasa serta pelayanan.
Brand besar pun dulu mulai dari dapur kecil dan tangan belepotan tepung. Jadi, nikmati prosesnya.
Karena di balik setiap kue yang enak, ada cinta, ada kerja keras, dan ada keberanian buat mulai.

Last but not least, memulai jualan kue dari rumah itu nggak harus langsung sempurna. Mulailah dari yang kamu punya—oven rumahan, resep andalan, dan niat kuat buat berbagi rasa manis ke orang lain. Dan perlahan kamu bisa mulai upgrade kemasanmu. Karena kemasan yang menarik dan branding yang punya cerita akan membuat kuemu bukan cuma laku, tapi juga bikin kue-mu diingat oleh orang dan akhirnya menjadi customer setiamu.


Discover more from Cakefever.com

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

By Ferona

A Blogger, Lazy Gardener and Baking-Blues Baker ^_^

Saran? Pertanyaan? or just say hi? Leave your comment yaah ^_^

Artikel Lainnya